Renungkanlah

Abdullah bin Mubarak berkata:-Saya dapati dosa itu mematikan jiwa manakala melakukan dosa hingga sampai ke peringkat ketagih akan mewarisi kehinaan. Meninggalkan dosa bermakna menghidupkan hati. Oleh itu adalah baik bagi kamu agar menderhakai dosa.

Kulliyah Ust Zahazan

Tafsir at-tahrim siri 1
http://www.mediafire.com/?izdxjjwynml
Tafsir at-tahrim siri 2
http://www.mediafire.com/?td0zmminyzj
Tafsir at-tahrim siri 3
http://www.mediafire.com/?2twm4hdtyzn
Tafsir at-tahrim siri 4
http://www.mediafire.com/?2twm4hdtyzn
Tafsir at-tahrim siri 5
http://www.mediafire.com/?2twm4hdtyzn
Tafsir at-tahrim siri 6
http://www.mediafire.com/?q11jztzfnjm
Tafsir at-tahrim siri 7
http://www.mediafire.com/?j44hy0m2twd
Tafsir at-tahrim siri 8
http://www.mediafire.com/?t0mzklyuygy
Tafsir at-tahrim siri 9
http://www.mediafire.com/?nfe5nzlzmdd
Tafsir at-tahrim siri 10
http://www.mediafire.com/?dcwmmoyzaly
Tafsir at-tahrim siri 11
http://www.mediafire.com/?domxbnznzdn
Tafsir at-tahrim siri 12
http://www.mediafire.com/?gzqjyjkmayd
Tafsir at-tahrim siri 13
http://www.mediafire.com/?xj2myjmjgzd
Tafsir at-tahrim siri 14
http://www.mediafire.com/?zmjhm1itmgx
Tafsir at-tahrim siri 15
http://www.mediafire.com/?mldybyn1nzi

Tafsir at-tahrim siri 17
http://www.mediafire.com/?xnoyujzmtj4

Tafsir at-tahrim siri 19
http://www.mediafire.com/?qqzm4kmnh3l

Tafsir at-tahrim siri 21
http://www.mediafire.com/?yubuwmilymm
Tafsir at-tahrim siri 22
http://www.mediafire.com/?ryywdmjtzxm
Tafsir at-tahrim siri 23
vhttp://www.mediafire.com/?kombyggfjxn
Tafsir at-tahrim siri 25
http://www.mediafire.com/?mdz4rhwzj5j
Tafsir at-tahrim siri 26
http://www.mediafire.com/?fmmitvylzxy
Tafsir at-tahrim siri 27
http://www.mediafire.com/?h0kzwnmnght
Tafsir at-tahrim siri 28
http://www.mediafire.com/?dbwjd54wbtz
Tafsir at-tahrim siri 29
http://www.mediafire.com/?dndzylt4cnd
Tafsir at-tahrim siri 30
http://www.mediafire.com/?wzyeyjkkw2z
Tafsir at-tahrim siri 31
http://www.mediafire.com/?mjqxmzkehgo
Tafsir at-tahrim siri 32
http://www.mediafire.com/?jwtbqyyzvuy

Monday, February 15, 2010

~Rindu dan Penasaran~

Tentu saja, Islam tidak membiarkan hati teraduk-aduk begitu saja oleh kerinduan yang teramat mendalam. Bolehnya merindukan si dia itu diperkuat oleh ayat:
"Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan [kerinduan] itu dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu mengingat-ingat mereka. dalam pada itu, janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan yang ma'ruf. dan janganlah kamu bertekad bulat untuk beraqad nikah sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun." (QS. al-Baqarah [2]:235)

Kalimat terakhir pada ayat tersebut mengungkapkan sifat Allah yang maha pengampun. Itu mengisyaratkan bahwa meskipun kerinduan terhadap si dia itu tidak berdosa, kita perlu berhati-hati. Kehati-hatian ini kita perlukan supaya kita tidak sampai melakukan perbuatan dosa lantaran hanyut dalam kerinduan. yang dimaksud dengan hanyut yang menimbulkan dosa ini diantaranya :
1) meminang janda yang belum habus masa 'iddah (masa tunggu)-nya,
2) meminang wanita yang sdang berada dlaam pinangan pria lain,
3) "zina hati" ("berzina dalam hati", yaitu mengharap-harap kesempatan untuk berzina), dan sebagainya.

~Jodoh~

Bukankah kita sebagai seorang muslim ingin mendapatkan yang terbaik bagi dunia dan akhirat, namun ketika mendapatkan yang sebaliknya kita jadi tidak sabar dan marah-marah. Padahal Allah sudah memperingatkan sebagaimana firman-Nya:

“....Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S.2:216)
“ Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Q.S.4:19)

Memang manusia tidak bisa disalahkan dengan apa yang diketahuinya. Mereka menganggap baik sesuatu yang menarik hatinya, itu tidak salah. Asalkan kemudian tidak melupakan hakikat sebenarnya dari apa yang disukai tersebut. Juga tidak melupakan tujuan hidup yang hendak dicapai. Hingga akhirnya ia bisa pasrah pada apapun kehendak Allah atas dirinya.
Kadang-kadang ada orang yang merasa perlu sedikit “ diplomatis” dalam rangka kepasrahan doa itu, seperti cerita Abu Nawas berikut ini:

Abu Nawas telah berdoa terus selama berbulan-bulan agar segera mendapatkan istri, namun Tuhan tak juga mempertemukannya dengan gadis yang mau diperistri. Akhirnya doanya pun diubah: “ Ya Allah! Kini aku tidak lagi minta untuk diriku. Ya Allah! Kini aku hanya minta untuk ibuku yang sudah tua, bukan untukku. Ya, Allah berikanlah dia menantu!”

Dilihat dari isinya, tentu tidak ada yang salah dalam doa itu. Memang, mungkin Tuhan lebih kasihan kepada ibunya ketimbang Abu Nawas. Tapi sebenarnya yang dilakukan oleh Abu Nawas adalah memohon ibunya mau mendoakan langsung pada Allah agar ia segera ketemu jodoh. Bkan justru menutupi kepentingannya dengan doa yang seakan-akan menjadi kepentingan ibunya.
Namun, berprasangka baiklah dengan doa seperti itu. Barang kali doa seperti itu justru diterima Tuhan. Bukan karena tingginya pengetahuan orang yang berdoa, melainkan karena kadar “ keluguan” alias kejujuran pada isi doa tersebut.
Dalam hal jodoh kalau memang lama tak kunjung tiba, tidaklah berarti Allah enggan kepada kita. Atau kita tak laku-laku karena wajah kita tak menarik. Bukan, bukan itu permasalahannya. “ Allah telah menciptakan manusia dengan bentuk sebaik-baiknya” (Q.S.At-Tiin:5), jadi bukan bentuk fisik kita tak menarik. Bukankah sering kita jumpai seorang wanita yang tidak begitu cantik memperoleh suami yang begitu rupawan? Bukankah makhluk Allah diciptakan dengan berpasang-pasangan. Itu semua karena kekuasaan Allah.
Yakinlah, bila kita sungguh-sungguh memiliki niat dan permohonan yang tulus, suatu saat Allah akan berikan jodoh kepada kita. Bisa cepat bisa lambat, hanya Allah yang tahu. Selama kita masih bernafas, jangan sekali pun berputus asa dari rahmat Allah. Allah menguji tapi kita boleh meminta, seperti pada firmannya berikut ini :

“ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “ Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi? (Q.S. Al-Ankabuut:2)
Rasulullah bersabda: “ Sesungguhnya Allah itu hidup lagi Maha Mulia dan Pemurah. Dia malu apabila seseorang menengadakan kedua tangannya lalu menolaknya dalam keadaan hampa dan sia-sia.” (HR. At-Tirmidzi)

“ Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaknya mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku. Agar mereka dalam selalu kebenaran." (Q.S.2:186)